The Beginning of Budi-Kerti :)

Note kali ini adalah sebuah cerita pendek tentang awal perjalanan saya sebagai boneka tangan.


Suatu hari seorang ibu pendidik yang memiliki sebuah rencana untuk membuat acara yang berguna untuk anak-anak kecil.
sang ibu pendidik adalah seorang seniman yang berhijrah dan masuk ke dunia pendidikan, beliau adalah ibu saya.
Beliau berembuk dengan timnya dan akhirnya mulai membangun sebuah acara anak di salah satu stasiun televisi tanpa rating.
akhirnya studio dipilih, set dibangun dan audisi dijalankan.

setting ruangan di studio adalah tempat bermain anak, playgroup, ya pokoknya cerah penuh warna dengan properti penuh dengan permainan untuk anak-anak lah.
dan untuk alur serial acara anak ini adalah, dua kakak beradik yang diasuh oleh paman mereka.
dua kakak adik itu adalah dua buah boneka tangan.
serta karakter paman, ia adalah sesosok paman yang bijak, senang bermain, mengerti anak-anak yang diasuhnya. intinya ayah kedua lah.

lalu budi dan kerti,
budi anak laki-laki yang... susah diam. ya kira-kira begitu. seorang pengganggu bagi adiknya, kerti.

kerti adalah anak yang kekanak kanakan, polos, dan keibuan lah kira-kira.
lalu juga anak-anak lain yang seumuran budi dan kerti (SD lah) ikut di audisi untuk menjadi teman-teman budi juga kerti di tempat paman.

* * *

Dirumah saya.... kami (ibu saya, kakak, adik, saya, dan lain-lain) sedang melihat bonekanya yang baru saja datang.
kami sangat mendukung project ibu kami untuk membuat acara layak anak lah kira-klira begitu.
saya iseng saja memainkan bonekanya. saya sudah 13 tahun saat itu.
ternyata suara saya bisa menyerupaklan suara anak laki-laki kecil yang sedikit apa ya, cempreng.
akhirnya saya dicalonkan untuk menjadi budi. saya senang sekali bisa menjadi boneka.
lalu adik saya ditanyakan oleh ibu saya (juga bude serta om saya yang masuk kedalam tim ibu), bisa tidak adik saya memainkan peran kerti.
lalu ternyata adik saya yang pemalu, tidak pedean itu malah ngambek tidak mau sama sekali memainkan peran kerti di acara tersebut.
wah, jika adik saya sudah mengambil pilihan, tidak ada yang bisa menolak atau menwar.

oke, akhirnya hari itu pun tiba.
kami pergi kesebuah studio yang sudah lama berdiri tidak terlalu jauh dari rumah.
sesampainya disana, saya diberi tahu bahwa saya harus latihan dulu dengan seorang mentor yang biasa menangani anak-anak, dan juga ia kekanank kanakan. haha.

saya menghampiri sang mentor yang sudah saya kenal lama itu.
didepan tempat ia duduk, duduk lah seorang anak-laki-laki yang sedang berlatih dengan boneka tangan laki-laki.
saya sudah menyadarinya, saya batal menjadi budi. saya tahu saya akan dijadikan kerti. entah kenapa saya mendadak tidak bersemangat dan hampir meneteskan air mata. saya sudah menyatu dengan budi malam tadi, kenapa harus jadi kerti yang lemah dan polos? batin saya.
akhirnya saya disapa oleh sang mentor dan tentu, ia memberitahukan kabar buruk bagi saya tersebut. oke lah. saya tidak bisa mundur begitu saja.
akhirnya saya berlatih dengan selembar naskah di tangan kiri, serta boneka perempuan kecil di tangan kanan.
semangat saya yang berapi-api itu pun pergi. saya sudah berusaha memanggil semangat itu, tapi mau bagaimana lagi. tidak bisa walau sudah dicoba.

setelah kami latihan, mulai lah kamera dinyalakan.
paman budi-kerti juga sudah siap (yang memerankan paman adalah salah seorang pemain apa ya, sinetron lah kira2 dan sekarang memiliki travel).
dan......... take.

okey, selesai lah episode pertama. saya keluar dari panggung kecil yang berada di tengah-tengah ruangan dan melihat adik saya menonton dibelakang tempat kamera berdiri.
batin saya berkata, adik saya adalah satu-satunya orang yang cocok memerankan kerti. entah kenapa tapi saya yakin dengan sangat.
semua break dulu, dua ibu sutradara berdiskusi tentang shoot pertama kali ini dengan kru lainnya.
saya melihat cast anak-anak sedang bermain di luar dan ibu-ibu mereka yang duduk berbincang-bincang satu sama lain.
entah kenapa disini sangat panas. semua terasa salah salah dan salah.
saya merasa sangat tidak nyaman.
Saya memutuskan untuk duduk dipojokan, menepi, dan mulai meneguk sebotol air putih yang disediakan.
adik saya menghampiri saya dengan senyum kecilnya dan bertanya bagaimana rasanya menjadi boneka.
saya tidak mau sama sekali membicarakannya, tapi jika adik saya yang bertanya, mustahil untuk tidak menceritakan segala-galanya.
saya juga berkata bahwa saya merasa tidak enak. semua hal tidak terasa nyaman. lalu saya berkata padanya bahwa ia yang pantas untuk memerankan kerti.
ia terdiam. beberapa saat kemudian ia pun bersuara, dan berkata bahwa ia mau saja memerankan kerti, ia akan mencobanya. tapi ia bingung, karena saya sudah memerankan kerti dan anak laki-laki tadi yang memerankan budi.
saya tidak mau memakan waktu lagi, saya menghampiri salah satu tim ibu saya dan memberi tahukan bahwa adik saya bersedia menjadi kerti menggantikan saya yang sangat buruk memerankan karakter manis itu.
kebetulan yang sangat hebat, anak laki-laki tadi harus sekolah, ini itu dan ia pun pulang.
akhirnya.... kerti baru pun muncul. keresahan saya berkurang beberapa persen. hh... hawa panas ini menyebabkan persenan resah saya tidak menghilang. tapi adik saya sudah menjadi kerti dan shooting pun berjalan dengan lumayan lancar.

oke, sudah beberapa hari ini kami menjalankan rutinitas bulanan baru. adik saya diterapkan untuk menjadi pemain tetap sebagai sosok kerti.
dalam satu bulan kami mengosongkan sekitar satu minggu untuk berjuang untuk anak-anak dan ibu kami.
tentu apresiasi mereka berikan pada kami. tapi ibu selalu mengingatkan bahwa angka sama sekali bukan lah hal nomer satu. ibu kami selalu mengingatkan, ini adalah salah satu latihan kalian untuk berjuang. ya ini perjuangan baru.

selesailah bulan ini, dan bulan selanjutnya pun kami mulai kembali. dan bulan selajutnya.
dan ditengah-tengah bulan-bulan itu, peran paman diganti karena ada suatu urusan lah.
paman kami sekarang adalah paman terhebat yang akan menemani budi serta kerti bermain bersama, selalu.

AC juga sudah ada di dalam studio kami (studia kami seperti apa ya.. bangunan di hutan yang sudah diatur seperti tempat reklreasi yang sekarang sudah tua. ya begitulah, bangunan ditengah alam tanpa AC).

shooting kami bertambah lancar, dengan banyak rintangan serta masalah didalamnya, kami semuanya selalu berusaha untuk memperbaikinya.
keluarga baru tercipta.
semua hal pun menjadi baik.. lebih baik... dan jauh lebih baik.







Standby,
Camera.., Rolling
and.... ACTION!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar