"SERANGAN CICAK!" hari pertama di pare-kediri

... Cicak itu, memang menyebalkan.



Hari ini saya hanya memiliki 1 jam (atau 30 menit?) untuk mengumpulkan ulang energi yang sangat sudah diyakini akan terkuras setelah bangun nanti.
Tanggal 7 kemarin bunda meminta saya, ody dan kak rara untuk rekaman lagu-lagu persembahan untuk hari ibu nanti yang inshaallah dibuat memang untuk hadiah, bukan dijual atau apapun.
Oke, sebenarnya rekaman sudah dimulai dari tanggal 6.

Sekitar ± 8 lagu yang dibuat bunda dkk (juga kak rara dan kak arsyil) yang khusus dihadiahkan kepada seluruh nenek, kakek, ayah, dan ibu.
Dan kami harus merampungkan project ini dalam 2 hari saja, dikarenakan perpindahan saya dan ody akan dimulai tanggal 8 oktober ini.

Pare. kami berdua, juga teman-teman komunitas homeschool tingkat SMA akan melakukan perpindahan sementara ke pare-kediri jawa timur untuk menaikkan level bahasa inggris kami, selama 4 bulan (ada yang 1 bulan juga. Dan beberapa ortu juga akan ikut dan tinggal sebentar disana tuk cek segala hal, termasuk ayah bunda).
Ya, 4 bulan itu cukup lama sepertinya.
Oh, dan tentu, membutuhkan banyak baju, dan bacaan.
Yang mengenaskan adalah, packing belum selesai, rekaman masih berlanjut, dan sekarang sudah larut malam.
Dan karena ody hanya ikut rekaman tanggal 6 (hari ini sakit, syafakillah), kami kehilangan bantuan juga untuk nyanyikan lagu-lagu ini.
Tapi bunda slalu katakan, perjuangan akan kebaikan akan sangat sangat berharga dimata Nya.

Fikirkan lah... Jarang ada lagu yang didedikasikan khusus untuk nenek atau pun kakek..
Bahkan capek lelah suara pun tak bisa membayar senyum kakek nenek dimanapun yang tahu akan kehadiran lagu untuk mereka ini.

Ditengah rekaman, hal yang sangat menyenangkan datang.
Kehadiran keluarga Bali menghangatkan semangat saya kembali.
Tante Intoek, om David, Adam dan Andie datang ke studio saat itu.
Well memang saya sudah tahu akan kabar kedatangan tante dan om david.
Tapi sama skali tidak tahu menahu adam dan andie juga datang ! Sungguh hadiah besar (turkey sandwich dan truffle chocolate nya DIJON, seperti biasa, sangat 'dewa' !)
Cerita-cerita liburan yang mereka bawa sangat membangkitkan semangat.
Permainan piano Andie, tips adam untuk turkish nya supaya keju nya 'melted yang beneran', semuanya menyenangkan.
Dan seperti biasa perpisahan selalu melesukan.

Malam semakin menjadi. Ah, lagu terakhir. Lagu terakhir selesai!
Kami langsung bergegas pulang, dan melanjutkan kegiatan "memasukkan pakaian dan barang kedalam koper" kembali.

Sesampainya kami dirumah, saya langsung bergegas menuju kamar dan seperti dugaan, koper-koper raksasa dan tebaran pakaian mendekorasi ruangan secara extreme. Okey gak segitunya.
Dan dimulai lah kembali packing me-macking segala hal yang akan dibawa.

Jam 2 magh, jam 2.
Stop memikirkan menara buku dulu.
Anda hanya punya waktu 1 jam atau bahkan 30 menit untuk charging energi.

Magh, bangun !

Saya bergegas mengambil baju yang sudah disisakan untuk hari ini, dan bergegas menuju kamar mandi.
Dan Alhamdulillah.. Lagi-lagi saya masih diberikan air hangat yang menenagkan.

Cabut charger handphone dan kamera, dan bergegas ke mobil untuk cabut bandara.

-NUR ratu tawa (Mobile)
Oct 8, 2010 4:08:55 AM
Pi dah dimana kao bebeh-

Ah, Nur sudah sampai rupanya.
Sebentar lagi Nur, tunggulah daku wahai sang ratuuuu (eh, ahm. Seriously? -.-")

Oh thanks God sampai sebelum teman-teman yang lebih banyak lain muncul.
Say hello to the queen, anggota lain datang, foto sini foto sana dan check in.
Check in itu agak.. mentidaksabarkan (?).

Lalu blaa blaa, dan boarding, lalu beli minum hangat di pesawat, gambar-gambar, landing di bandara juanda surabaya, ambil bagasi, naik mobil dan berangkat ke pare.
Mampir sebentar untuk sarapan, dan mulai lanjut jalan.

Satu hal, jangan pelihara monyet dikandang yang hanya sebesar sangkar burung beo.
Monkey abuse, dzalim kita pada makhluk Nya. Just sayin'

Sampai lah kita di desa tulungrejo-pare disambut oleh rintikan hujan.

Kami berhenti didepan sebuah rumah yang kelihatan menyenangkan yang berwarna oranye muda.
Mom, ini calon rumah baru kami sementara? ARE YOU KIDDIN' MOI !??!
"NUR! Hi5 !!!! WAHOOOOOOOWW"

Kami disambut oleh ibu pemilik kos putri diteras rumah, dan langsung dipersilahkan memilih kamar.
Setelah diskusi yang cukup memakan waktu, semua menempatkan kamar-kamar yang sudah dipilih.
Hm, dimana dan gimana ya kos untuk yang putra?

Koper-koper jumbo dimasukkan kedalam ruangan yang sudah tersedia kasur 2 tingkat, lemari pakaian, dan meja tingkat kecil.
Saatnya menataa.

Ini hal yang super menyenangkan dengan sangat sangat !
1 kamar, 3 sekawan, pengalaman baru.
Kami membagi teritori lemari, merapihkan barang-barang dan mengganti seprai juga sarung bantal bersama. Aaah, sungguh keharmonisan sebuah simfoni yang begitu ceriaaaaa~

Tidak berlangsung lama saat bau aneh datang.

Tunggu, ini bukan hal-hal mistik bodoh yang anda fikirkan.
Bau ini adalah bau khas yang sangat saya benci.
Bau menyengat yang memuakkan.
Bau penuh sifat "aku akan membunuhmu!".
Bau cicak.

* * *

"Pi, gua bukan sodaranye cicaaak"
Mungkin nur sudah kehabisan kesabaran untuk mengatakan tidak ada bau aneh apalagi bau cicak dikamar ini.
Entah karena memang di kasur lantai atas tidak tercium, atau flu yang sedang menimpa dirinya.

Kembali ke beberapa jam lalu.

Setelah beres-beres selesai, kami mulai mengganti sprei dan saya sedikit berteriak, "emh, BAU CICAK!"
Setelah menyuruh ody dan nur ikut meng-sniff sniff pojokan kasur, mereka mengatakan hal yang sama.
Semua bau kamar normal saja.
Oh demi bodyshop saya mencium bau cicak! Dan kedua roomates saya ini masih berpegang teguh dengan "enggak ah" mereka. Enyeh.
Saya menyemprotkan parfume ke beberapa spot yang saya rasa bau tak sedap itu, dan ody malah berkata "udah dong maf! Bau parfume kebanyakan gak enak!"
Tetapi saya tetap memegang erat keyakinan 'ada cicak atau pup nya atau apapun yang menyangkut cicak disini!' yang dari tadi menghantui saya.
Okey dan saya berdiri sendiri dengan keyakinan tersebut.
Lalu kami bertiga pun sepakat yang tak terucap untuk melupakan masalah bau ini dulu.

-Antree antree mandeee-

Pyuh, mandi yang biasanya dianggap 'kesesatan' ternyata bisa juga jadi 'kebahagiaan' saat lelah begini.

Tidak lama setelah semua mandi, kamipun diajak untuk makan malam diluar.

Ayam bakar nya, enak.

Saat sampai dikamar baru kami kembali, semua berjalan normal (main gitar, dengarkan musik, tapi tidak untuk saya).
Saya duduk diam memerhatikan nur berlatih gitar kepada ody.
Satu hal yang ada di otak saya sekarang. hanya satu hal. cicak.
Saya berkata kepada mereka berdua lagi, bahwa saya masih mencium bau cicak.
Pembicaraan cicak ini sudah berputar kemana-mana sampai kalau tidak salah jatuh ke "sebenernya tuh cicak mau nya gimana sih?"
Enur mungkin sudah kehabisan kata lagi untuk menenangkan kepanikan saya saat itu, dan "Pi, gua bukan sodaranye cicaaak" yang nur katakan.
Dan ia pun kembali bergila-gila dengan headphone putih barunya di telinga.

Saya duduk diam dengan fikiran berkelana kesebuah jalan pemikiran yang membuat saya ingin pergi jauh dari sini.
Kadang fikiran mengalir begitu derasnya sampai hal-hal yang tidak masuk akal juga bisa ikut bercampur tangan.
Saat ini saya berfikir jika selama 4 bulan penuh, saya tinggal disebuah kamar dengan bau yang tidak akan pernah hilang.
Konyol memang. Sangat konyol.
Tapi kekonyolan ini entah kenapa membuat saya ingin menangis membawa koper raksasa penuh baju dan barang, lalu terbang pulang ke jakarta.
Ya, hanya karena sebuah satu bau yang dianggap biasa ini membuat saya berfikir untuk kembali dan pulang tanpa ilmu penuh terisi di tangki otak-ku.
Perasaan kesal akan bau semakin membuat saya ingin pergi dari sini.

Tiba-tiba.. "Tregtegtegteg"

Enur yang tetap sibuk dengan lipsync nya tak mendengar suara itu, tetapi ody dan saya mendengarnya.
Suara seperti tikus, tetapi agak nostalgic. entah apa dan kapan saya pernah mendengarnya.

Kami berdua terdiam sesaat, lalu tertawa (berharap menyantaikan suasana ketakutan). Ody kembali memainkan gitarnya dan saya yang kembali sibuk dengan hp.

Dan.. "Tregtegtegteg"

Suara itu muncul untuk kedua kalinya disusul dengan bau yang membuat ody percaya bahwa bau yang saya duga dari sore tadi memang menyebar di dunia kamar ini.

"Itu bunyi cicak pup" seru saya.

"Hah???" Gumam ody keheranan.

"Gue pernah liat dan bunyinya gitu".

. . . eh ?

-3 sekawan pindah ke kamar bunda-

Bunda sedang didepan pintu mencari kunci kamarnya.
Kegiatan pun dilanjutkan didalam kamar bunda yang aromanya bagai surgaa (padahal sama sekali tidak ada pewangi apapun). Kamar bebas bau cicak, sungguh bagai kenikmatan besar dari Nya.. Oh Tuhan.. Terimakasih, terimakasih atas udara kamar inii! Hyuu~ heaven

Bunda bercerita tentang pembicaraannya dengan anak putra barusan.
Bunda bilang, ada beberapa teman yang ingin langsung cepat-cepat pulang dikarenakan sesuatu menyangkut tempat mereka tinggal sekarang.

Deg.

Memulai sebuah kehidupan baru, membutuhkan kesiapan.
Terutama perubahan,
Karena jika tak siap mengghadapi perubahan, sama hati nya saja bertengkar, directory otak tidak bisa bekerja. Karena terus diganggu oleh responder.
Untuk itu, directory perlu terlibat untuk mengambil keputusan.
Ilmu harus didatangi,
Jadi kita mau melakukan pengorbanan..
Seperti belajar dari pagi sampai malam, waktu bersama dengan gadget yang dikurangi, termasuk meninggalkan zona nyaman yang segala hal ada lalu menggantikan semua itu dengan hal baru. Tantangan baru.

Sama hal nya dengan cicak.
Sama hal nya dengan cicak.
Sama hal nya dengan cicak.

Lalu nur juga bilang, dia sering ikut camping dll, jadi sudah lumayan terbiasa untuk bau alam (tapi saya masih menduga dikarenakan flu dia tidak bisa mencium baunya).
Bunda lalu bilang, fokuskan saja ke kegiatan dan bau terlupakan.
Lalu ayah masuk dan bergabung untuk diskusikan bagaimana besok (sewa mobil dll).
Lalu,
"Ayah, kamar ini auranya heaven banget" kata saya.
"Dikamarku, bau cicak mendunia" lanjut saya.

Lalu saya dan ayah pergi ke lantai atas, langsung membongkar kasur, dan ditemukanlah sang jenazah cicak di pojok kolong kasur.

Berhasil. Indra penciuman saya menang.

* * *

Bunda sudah dan selalu mengingatkan untuk lebih siap saat harus berpisah dengan fasilitas.
Tetapi saya lebih sering memilih untuk diam di zona nyaman.
Jadi saat tantangan yang kecil saja datang, hati gampang menciut dan berkeinginan untuk mundur.
Baru hari pertama sudah merindukan keluasan kamar, kasur untuk sendiri, dan banyak hal memang wajar.
Tapi bukan berarti kita harus membanting setir kendali otak untuk mundur lagi.

Buronan ternyata memang nyata adanya.
Dan tidak akan pernah ia ditemukan jika tidak ada yang mau berusaha untuk mencarinya.

Sebuah tempat tidak akan berubah dengan sendirinya, tidak sampai ada orang didalamnya yang ingin perubahan.
Masalah kecil bisa jadi besar saat penyelesaian tidak mengembang.
Masalah besar bisa jadi kecil, tentu jika kita membuatnya demikian.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

Dian Eka mengatakan...

hahaha.. tertawa geli baca cerita yang panjang inii.. xD kakak benci cicaaaakk! *baru tau bunyi cicak pup* -,- emg bunyinya gtu ya?

Posting Komentar