Everyday create your history

Sejarah.
Sekarang hanya jadi formalitas yang dipelajari anak-anak muda saja.
Setelah nilai bagus, dilupakan dengan cepat.
Jarang ada yang membayangkan bagaimana sejarah itu berjalan pada generasi ini. Generasi saya. Generasi kita.

Pagi ini saya harus bangun pagi seperti biasa, dan harus langsung berhadapan dengan mandi pagi.
Alhamdulillah air panas masih bisa didapatkan pagi ini. Alhamdulillah masih bisa merasakan kenyamanan air hangat dipagi yang dingin ini.
Hari ini kami mulai shooting Untukmu Indonesia lagi, acara talkshow bunda.
Okey okey, sejujurnya, saya agak ngedumel terus-terusan pagi tadi dikarenakan, shooting = tidak bisa bertemu teman-teman di kelas khusus siang nanti.
Bertemu teman, tertawa dan bercanda bersama teman-teman adalah emas saya akhir-akhir ini. Benar-benar garlic dengan sangat (bahasa aneh, lupakan saja).
Apalagi kantuk menjadi-jadi.
Saya pun terlelap kembali di mobil dalam perjalanan ke studio.

Sesampainya di studio sekitar jam 10 lebih, saya langsung keruang make up dan langsung diubah menjadi vampir pucat.
Setelah make up dan ganti kostum, saya makan siang.
Sop iga nya enak sekali, Alhamdulillah.
Hoka-hoka bento kali ini juga terasa yummy. Oh dear.
Proses makan selesai, saya ody dan kak Rara pun lanjut latihan lagu yang akan dinyanyikan nanti.
We are the world. Fyuf.

Loncat saja ya.

Episode pertama selesai.
Ganti kostum lagi.
Mulai episode kedua.
Episode kedua selesai.
Ganti kostum lagi.
Mulai episode ketiga.

Di episode ketiga yang juga episode terakhir yang akan di take hari ini, kami menyanyikan lagu 'Surabaya' dan 'Terus Maju Pantang Mundur'.
Episode ini khusus untuk hari pahlawan tanggal 10 november nanti.
Lalu lagu 'Surabaya' pun diubah dengan 'Berkibarlah benderaku' untuk closing di episode tersebut.

Lagu pertama kami nyanyikan, lalu episode ini pun dimulai.

Narasumber kali ini adalah seorang kakek.
Ia dulunya adalah seorang pemuda dengan api membara yang memperjuangkan indonesia dimulai dari sebelum proklamasi.
Beliau bernama, Cokro Atmojo.
Beliau menghipnotis kami dengan ceritanya yang sangat, sungguh menarik.
Beliau bercerita tentang masa mudanya, saat bahasa Indonesia baru-baru itu dipelajari (dahulu bahasa indonesia belum digunakan. Jadi rakyat menggunakan bahasa daerah, atau belanda).
Lalu saat jepang tidak memperbolehkan indonesia untuk mendengar radio, saat dua bulan sebelum proklamasi, beliau dan seluruh kampung berbondong-bondong turun ke pinggiran jalan mendengarkan radio umum untuk senam pagi (dulu, radio di boycott jepang. kalau tidak salah dulu rakyat diwajibkan senam pagi lewat radio).
Beliau juga bercerita saat ia dan teman-temannya maju untuk melawan inggris yang baru datang.
Lalu tentang ia menjabat tangan Bung Tomo yang sangat beliau idolakan dan mulai berjuang.
Beliau juga menceritakan ketika jendral inggris (cornelius) 'pintar' mengambil jalan, dengan memanggil Bung Karno sang presiden pertama, terbang dari Jakarta ke Surabaya untuk menghentikan penyerangan arek-arek suroboyo yang menyerang satu brigade tentara inggris pada tahun 45 (4 bulan setelah kemerdekaan).
Beliau terus berperang didalam dan diluar negeri serta mendapatkan 15 bintang tanda jasa. Antara lain bintang gerilya, bintang kartika eka paksi naraya, bintang PBB Lebanon, 8 buah bintang operasi militer, dll.
Banyak sekali cerita menarik yang ada didalam sejarah beliau.
Semangat penuh juang yang dikerahkan pada negeri ini beliau tumpahkan dengan semangat.
Beliau juga berkata, intinya "perjuangan-perjuangan yang kalian (anak-anak muda) akan perjuangkan tidak lebih gampang dari perjuangan dulu. Sekarang ini tidak ada lagi yang mendobrak pintu anda dengan senjata ditangan, tapi tantangan untuk menghilangkan kemiskikan dan kebodohan yang perlu diperjuangkan sekarang. Dengan apa? Sekolah, Belajar".

Kau tahu kawan, banyak sekali generasi kita menganggap nasihat-nasihat orangtua seperti beliau, sebagai nasihat abal yang kuno. Kita keseringan menjawab dalam hati "please deh, gue udah tau".
Sebenarnya makna didalam "belajar lah" tersebut adalah segalanya. Nasihat itu adalah hidup kita.
Ya, kita hidup di mimpi panjang ini bukan untuk mencari dunia.
Tetapi kita mencari dunia dengan segalanya, untuk akhirat kelak nanti.
Dan ilmu, ilmu yang kita butuhkan selama nafas mimpi ini masih terus berjalan sebelum nafas sebenarnya datang.

Cerita seru dari bapak Cokro Atmojo yang terhormat sangat menarik untuk didengar dan diresapi, begitu pula dengan kata-kata semangat dari beliau yang mempercayai generasi kami yang benar-benar sedang tercandu habis-habisan oleh teknologi ini untuk bisa berjuang lebih dasyat dari pejuang remaja dahulu kala.
Saya harap ada perubahan. Bagi kita, bagi saya, bagi generasi ini.

Di episode ini, ada dua narasumber yang dihadirkan.
Pertama tadi bapak bapak Cokro Atmojo sang pengawal presiden , dan yang kedua juga ada seorang kakek berusia 81 tahun, yang tuluuus senyumnya.. Wajahnya begitu berseri bahagia walau diatas matanya sudah harus diberi plester tuk mengangkat keriput beliau yang mengisi wajahnya..
Beliau adalah ketua yayasan veteran siliwangi yang selalu membantu masyarakat yang terpinggirkan.
Oya, tahu dimana beliau tinggal? Rumahnya berjarak 5 meter dari rel kereta api, yang setiap beberapa menit akan bergemuruh karena kereta api yang lewat.
Tanah seluas 50 m itu merupakan pinjaman dari PJKA (perusahaan jawatan kereta api) setelah ia tergusur dan diusir dari tempat tinggal beliau sebelumnya.
Sekarang pun dalam usia 81 tahun terancam akan digusur kembali untuk dibangun apartment.

Tahu siapa beliau?

. . .

Tentu semua tahu, pristiwa proklamasi adalah pristiwa yang paling bersejarah bagi bangsa indonesia.
Sejarah, adalah kenyataan. Fakta, yang bersifat lurus dan sangat menghargai setiap detail.
Dibuku-buku pelajaran sekolah, terlanjur dikatakan bahwa pengibar bendera pusaka pada peristiwa penting, detik-detik bersejarah proklamasi tahun 45 itu, .
Padahal, pengibar bendera itu adalah seorang perajurit peta bernama singgih, dan seorang pemuda, pelajar (bukan tentara) bernama ilyas karim.
Sejarah terlanjur tercacat. Bagaimana pun dan dengan cara apapun, meski anya seorang pengibar bendera, yang secara kebetulan pada hari itu terpilih oleh sejarah haruslah ditulis ulang.
Karena sejarah adalah fakta bukan?
Tak boleh ada kebohongan disana.
Kekeliruan, kelalaian, ataupun cacat sekecil apapun.

Begini sejarahnya,
Pada tanggal 16 agust tahun 45, khairul saleh, salah seorang pimpinan pemuda angkatan pemuda islam, mengajak adik-adik kelasnya untuk berkumpul.
Khairul saleh tidak mengatakan kepada remaja-remaja bahwa akan terjadi sebuah peristiwa penting.
Ia hanya meminta pemuda-pemuda itu untuk berkumpul saja.
Dan itulah hari menjelang proklamasi.
Siang hari itu ia memerintahkan semua, untuk pergi ke jl. Pegangsaan timur no. 31
Mereka berlari dilapangan pegangsaan, yang dimana sudah berkumpul penuh sesak manusia.
Dan ilyas karim adalah pelajar yang paling cepat berlari mencapai tujuan.
Tiba-tiba tangan ilyas karim ditarik oleh seseorang dan orang itu bertanya, "kau bisa mengibarkan bendera?"
Lalu ia menjawab "ya"
Dan orang tersebut membawa beliau kedepan pintu rumah bung karno, dan dari dalam rumah, keluar ibu fatmawati yang membawa sebuah kotak yang ditunjukkannya kepada pemuda ilyas, sambil berkata "hati-hati, bendera ini saya jahit dengan tangan saya"
ilyas pun membawa kotak berisi bendera pusaka tersebut menuju tiang bendera dan bendera dikeluarkan, dan diikat oleh singgih. Bersamaan dengan itu, anak-anak sekolah dasar diberi aba-aba untuk mulai menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Lalu ilyas karim pun mengerek tali bendera sesuai iringan lagu hingga sampai dipuncak tiang.
Setelah itu dibacakanlah proklamasi kemerdekaan Indonesia oleh presiden Soekarno yang didampingi M. Hatta.
Sejak itulah Indonesia merdeka.

Beliau menceritakan peristiwa istimewa tersebut dengan menyenangkan yang langsung membangkitkan imajinasi saya untuk kembali pada saat dimana bendera pusaka dikibarkan.
Ketika papan bertuliskan PAKAR sudah diangkat dibalik kamera, kedua pakar sosiologi mulai berkomentar.

Bunda bertanya pada salah satu pakar, apakah penting untuk masyarakat mengetahui bahwa sang pengibar bendera pusaka itu adalah remaja berusia 18 tahun bernama Ilyas karim?
Dan prof. Anhar gongong menjawab kira-kira seperti ini,
"PENTING. Sangat penting. Ada dua hal. Yang pertama, pengibaran bendera itu bukan sembarang pengibaran bendera.
Pengibaran bendera tersebut, adalah pengibaran bendera saat teks proklamasi dibacakan pertama kali yang menandai titik awal Indonesia merdeka. Itu adalah sebuah peristiwa yang sangat sangat penting.
Hal kedua, ini kehadiran Ilyas Karim sebagai remaja saat itu menunjukkan betapa pemuda telah turut ambil bagian penting dalam perjalanan kemerdekaan".

Ending episode, semua audience berdiri bersama lalu kami mulai menyanyikan lagu 'Berkibarlah Benderaku'.

Cut, selesai.

kakak-kakak mahasiswa, dan tentu kami bertiga ikut berebut mengantri untuk berfoto bersama kedua tokoh istimewa yang hebat pada kesempatan kali ini.
Saya rasa jiwa kami terbangkitkan saat ini untuk memperjuangkan kemerdekaan yang telah tercatat menjadi kemerdekaan dari krisis saat ini.
Toh memang semua pertanyaanpun akan berbalik pada generasi kita bukan?
Apa yang akan kita lakukan untuk memerdekakan kemiskinan dan juga kebodohan dari bangsa ini.
Itu sudah tugas kita dan memang itu yang harus kita jalankan untuk tidak lagi menganggap bodoh tanah kelahiran kita, Indonesia yang masih diliputi kepedihan yang menyedihkan saat ini.

So guys, ayo mulai perjuangkan nama negara kita dengan bidang yang kita tuju.
Kumpulkan niat dan kamehameha! Lakukan.





P.S.

Jangan pernah sekali-kali menatap layar lama di jok paling belakang mobil ya.
Well, terutama jika ada hoka-hoka bento didekat kita.
mabuk dengan sangat ditambah guncangan hebat jalanan 'VIP' yang berguncang heboh itu.... Memuakkan.
(Mau gimana lagi tadi, ide sedang deras).

Okey deh, semoga post kali ini berguna.
Have a great time for yall.

(Notes ini didedikasikan untuk teman-teman saya dan remaja se-Indonesia.
Semoga membangkitkan)

fyuh, hari ini juga sejarah bagi saya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

Unknown mengatakan...

like this so much

Posting Komentar