Panggilan pertama dari syria

Okey. Mungkin memang, tidak terlalu istimewa (bahkan tidak istimewa sama sekali) ketika anda mendapatkan panggilan dari kakak anda yang hampir di tiap hari anda, dan kakak anda selalu memulai perang dunia di rumah.
Dalam hal baju kotor, piring kotor, berebut remote control, berebut internet, berebut player, berebut blaa blaa blaa, sampai berebut kamar mandi.
Tapi hal yang biasa-biasa itu lenyap ketika anda mendapatkan panggilan di malam hari dari kakak anda nun jauh di luar sana yang sedang menimba ilmu.

Begini ceritanya :

Pada malam hari setelah kuis pelajaran dadakan dari bunda saya beberapa menit lalu, akhirnya saya memutuskan untuk pergi tidur.
Bunda saya sudah terlelap (well mungkin masih 46%).
Tiba-tiba telefon rumah berdering, saya begumam
“ugh siapa sih nelfon malem-malem”
Akhirnya saya yang harus keluar dan mengangkat telfon, sambil berjalan berharap bukan penelfon iseng yang kadang membuat saya ketakutan (horror), saya mengangkat gagang telfonnya dan diam.
Belum ada jawaban dari pihak disana.
Akhirnya saya memutuskan untuk menyapa lebih dulu, “ halo, salamu’alaikum?”
Dan akhirnya si penelfon menjawab, “oh, iya wa’alaikum salam.”
“halo? Eh? Eh! ? kakak ya?”
Belum hendak ia menjawab saya, saya sudah sangat yakin itu suara kakak dan akhirnya saya berteriak (tidak terlalu keras.) memanggil, “bundaa! Odyy! Kakak nelfon..!!”
Akhirnya bunda (dengan wajah bahagia) menghampiri saya, sedangkan ody tidak bergidik.
Oh, ternya dia mengatakan sesuatu, “oh, he-em.”
Ya sudah lah.

Saya masih berdiri disamping bunda, lalu tidak lama, setelah itu bunda saya menutup gagang telfon.
Saya pun bertanya,
“lho, kok ditutup mum?”
“ ya itu, kakakmu”
“kenapa kakak?”
“ Cuma jawab : ‘oh ya, itu lek nya tiga detik.’ Ditutup deh”
Dengan agak kecewa oleh jawaban dingin kakak saya, kami pun pergi ke kamar.

*oh, penjelasan tentang lek dulu ya.

...9 hari lalu setelah kakak berangkat,
Sudah sampai.
Kakak nelfon.
“ halo, halo bunda?”
“halo giffar... gimana cuacanya giff...?”
“halo halo? Bunda? Halo ?”
“iya giiiff...”
Sambil mendekat ke microphone hp,
“ ternyata benar, dingin disini.”
“berarti benar dong ya ibumu..”
Bunda berharap kakak menjawab terimakasih bunda sudah bawakan aku baju baju hangat.
“cukup tidak bajunya (biasa ibu-ibu)”
Mungkin pertanyaan ibu-ibu itu tidak menarik untuknya. Lalu ia menjawab,
“coba bunda bilang aku cinta indonesia”
Dan bunda ucapkan,
“ulang lagi ulang. Sekarang gantian. Setelah aku bilang aku cinta indonesia, bunda bilang ‘aaa’”
Lalu bunda lakukan.
Dia minta kata itu diulang sekitar 2 kali.
Bunda bertanya tanya apa yang dilakukan.
Akhirnya diujung aa terakhir, dia berkata
“ ah. Yang pertama lek nya 3 detik. Yang kedua lek nya 2 detik.”
“ apa apa gif? Lek apa..?”
“lek itu jeda antara jarak jauh. Jarak sampai”

Terputus.

Dan setelah beberapa hari dari telefon terakhir bunda, bunda kembali mendapat panggilan dari kakak saya.

“halo”
“giff.. hey giff... (penuuuuuh nada rindu)”
“ ini lek nya dua detik”
“ aku kangen.. gimana kamu...”
“ oya, dalam 9 hari ini, shalat subuh ku tak tertinggal”
Tuut tuut.

Okey. Lanjut lagi ke malam tadi.

Bunda saya akhirnya memutuskan untuk menelfon ke sana, ke handphone ayah (yang masih menemani kakak saya mengurus ini itu selama 2 minggu kira-kira).
Akhirnya panggilan bunda terangkat, setelah blaa blaa bunda meminta ayah mengoper hp nya, lalu ayah saya menjawab
“ oke sebentar, . . .
Giff, giff, bundamu ini telfon...! giff!” setelah agak lama, akhirnya telfon ayah saya sudah ayah oper ke tangan kakak saya.
Dan tanpa di duga, kakak saya yang dingin itu menjawab, “iya, halo, ada apa ya”
Jeng jeng.
Dengan agak kecewa bunda saya menjawab, “jaga hak Allah nak. Allah akan menjaga hakmu. Minta tolong sama Allah nak”
Dan tidak lama setelah itu pembicaraan mereka selesai.
Semua kembali ke posisi masing-masing (kecuali adik saya yang masih menatap laptop,mengetik.entah apa), dan kami pun mulai berusaha untuk memejamkan mata.
*hm dibagian ini sepertinya saya sudah berangkat menuju kepulasan. Tapi bunda saya cerita lagi
Okey, bunda saya bercerita di pagi hari ini.

Setelah, jawaban singkat bunda yang terakhir,
Mungkin kakak hafal akan nada kecewa bunda dan panic dia.
Lalu kakak mengirim sms ke bunda.

“bun koneksi lewat sms...
Aku benar benar minta maaf, karena eforia di sini dan bayangan bunda yang mau kesini tinggal maret.”

Lalu bunda menjawab,
“aku senang kamu menyukai negri ini, aku harap kamu selalu mendapatkan keberkahan Allah dalam setiap langkahmu”

Dan akhirnya kakak memutuskan untuk sekali lagi menghubungi bunda saya.

“ aku salah. Aku minta maaf. Waktu telefon terputus dan aku dicari ayah, di otakku ada pikiran nanti saja aku telefon bunda dari internet yang murah. Tapi ternyata aku menemukan uang tidak bisa menggantikan. Ya ya aku salah. Aku minta maaf”

Putus.

Telfon lagi,,

“bunda halo. Bunda denger? Aku cinta bunda, aku cinta sama bunda, aku sungguh sungguh cinta bunda.
Bun, bunda tahu, sebetulnya untuk seorang lelaki susah untuk mengatakan cinta ini. Ya maksudnya akan lebih mudah kalau diucapkan dalam bahasa inggris.
Udah ya kalau begitu selamat tidur selamat tidur ya, selamat tidur bun, selamat tiidur,
Seeelamat tidur, selamat tiduur selamat tidur (diucapkan dalam nada dan panjang pendek yang berbeda) selamat tidur”

Itu lah panggilan ketiga untuk bunda saya,

Tapi..
Panggilan pertama (yang singkat yang saya dengar itu), 25 Februari 2010, pukul 00.30 am (mungkin lebih). Dari kakak saya, GZW di syria.

We love you bro, we miss you.

Teruntuk kakak saya yang dingin, nyentrik, dan berkata-kata singkat itu,
Bahagia kami kak. Bukan karena kakak tidak dirumah untuk satu tahun lebih, melainkan untuk kebahagiaanmu disana.
Kak, you are the best brother in the world, for me and audy. thank you

Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Berita besar dari Damaskus!

Pagi ini adalah pagi yang sangat sangat biasa-biasa saja.
Belajar seperti biasa, batal les vocal minggu ke lima yang biasa saja, batal rekaman lagu pendek anak yang biasa biasa saja, dan membuka laptop dan menggambar dengan biasa biasa saja, dan hampir, hampir semua hal biasa biasa saja sampai ayah saya didepan laptopnya sama seperti saya, berkata

"dek, mau tahu sesuatu yang tidak biasa gak?"
"hm, apa?" jawab saya. lalu ayah mengoper handphone nya dan tertulis di layar hp :

"Mau tahu pemandangan terindah hari ini di Damaskus?
yaitu seorang pemuda berkemeja batik, wajahnya khusyu' dan teduh mengeja bait2 Al-Quran di dalam angkutan umum yg terjebak macet di ruas Zablatani-Bab Musholla.
Namanya: Giffari.
Semoga Allah smakin mncintainya sbgmana dia smakin mncintai Al-Quran. "

Sms dari kak Wisnu (Dzikrullah) ayah angkat kakak di syria.

empat kalimat yang sama sekali tidak biasa. mungkin kali ini kering pipi saya, tetapi banjir besar melanda hati saya penuh haru, serta bangga.

Saya forward sms ini ke bunda saya yang sedang ditengah seminar otak, dan beliau bercerita pada saya sesampainya di rumah dan dengan mata yang berkaca-kaca, bahwa keinginan beliau sangat lah simple, bunda hanya ingin anak-anaknya mencintai Al-Qur'an yang akan membawa kami semua ke SurgaNya kelak..

Bunda juga bercerita, dengan sadar bunda dan ayah lakukan hijrah besar bertahun-tahun lalu.
ketika kami masih sangat kecil, bunda dan ayah sepakat menjual tanah,rumah mereka yang besar dengan lantai yang bertingkat-tingkat, pergi ke sebuah kota dipinggiran mengontrak rumah yang jauh lebih kecil dari rumah asli mereka dahulu hanya demi anak-anaknya bersekolah di sebuah sekolah islam yang dulu bunda dan ayah yakin bisa menambahkan dan menumbuhkan kecintaan anak-anaknya pada Qur'an. pengorbanan besar untuk bunda juga ayah. Terimakasih banyak bund, yah..

Untuk kakak, air mata bangga sudah membanjiri seluruh rumah kak, mbak iyah juga dibacakan keras-keras dan nangis beliau.

We're very proud of you.

Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

The Beginning of Budi-Kerti :)

Note kali ini adalah sebuah cerita pendek tentang awal perjalanan saya sebagai boneka tangan.


Suatu hari seorang ibu pendidik yang memiliki sebuah rencana untuk membuat acara yang berguna untuk anak-anak kecil.
sang ibu pendidik adalah seorang seniman yang berhijrah dan masuk ke dunia pendidikan, beliau adalah ibu saya.
Beliau berembuk dengan timnya dan akhirnya mulai membangun sebuah acara anak di salah satu stasiun televisi tanpa rating.
akhirnya studio dipilih, set dibangun dan audisi dijalankan.

setting ruangan di studio adalah tempat bermain anak, playgroup, ya pokoknya cerah penuh warna dengan properti penuh dengan permainan untuk anak-anak lah.
dan untuk alur serial acara anak ini adalah, dua kakak beradik yang diasuh oleh paman mereka.
dua kakak adik itu adalah dua buah boneka tangan.
serta karakter paman, ia adalah sesosok paman yang bijak, senang bermain, mengerti anak-anak yang diasuhnya. intinya ayah kedua lah.

lalu budi dan kerti,
budi anak laki-laki yang... susah diam. ya kira-kira begitu. seorang pengganggu bagi adiknya, kerti.

kerti adalah anak yang kekanak kanakan, polos, dan keibuan lah kira-kira.
lalu juga anak-anak lain yang seumuran budi dan kerti (SD lah) ikut di audisi untuk menjadi teman-teman budi juga kerti di tempat paman.

* * *

Dirumah saya.... kami (ibu saya, kakak, adik, saya, dan lain-lain) sedang melihat bonekanya yang baru saja datang.
kami sangat mendukung project ibu kami untuk membuat acara layak anak lah kira-klira begitu.
saya iseng saja memainkan bonekanya. saya sudah 13 tahun saat itu.
ternyata suara saya bisa menyerupaklan suara anak laki-laki kecil yang sedikit apa ya, cempreng.
akhirnya saya dicalonkan untuk menjadi budi. saya senang sekali bisa menjadi boneka.
lalu adik saya ditanyakan oleh ibu saya (juga bude serta om saya yang masuk kedalam tim ibu), bisa tidak adik saya memainkan peran kerti.
lalu ternyata adik saya yang pemalu, tidak pedean itu malah ngambek tidak mau sama sekali memainkan peran kerti di acara tersebut.
wah, jika adik saya sudah mengambil pilihan, tidak ada yang bisa menolak atau menwar.

oke, akhirnya hari itu pun tiba.
kami pergi kesebuah studio yang sudah lama berdiri tidak terlalu jauh dari rumah.
sesampainya disana, saya diberi tahu bahwa saya harus latihan dulu dengan seorang mentor yang biasa menangani anak-anak, dan juga ia kekanank kanakan. haha.

saya menghampiri sang mentor yang sudah saya kenal lama itu.
didepan tempat ia duduk, duduk lah seorang anak-laki-laki yang sedang berlatih dengan boneka tangan laki-laki.
saya sudah menyadarinya, saya batal menjadi budi. saya tahu saya akan dijadikan kerti. entah kenapa saya mendadak tidak bersemangat dan hampir meneteskan air mata. saya sudah menyatu dengan budi malam tadi, kenapa harus jadi kerti yang lemah dan polos? batin saya.
akhirnya saya disapa oleh sang mentor dan tentu, ia memberitahukan kabar buruk bagi saya tersebut. oke lah. saya tidak bisa mundur begitu saja.
akhirnya saya berlatih dengan selembar naskah di tangan kiri, serta boneka perempuan kecil di tangan kanan.
semangat saya yang berapi-api itu pun pergi. saya sudah berusaha memanggil semangat itu, tapi mau bagaimana lagi. tidak bisa walau sudah dicoba.

setelah kami latihan, mulai lah kamera dinyalakan.
paman budi-kerti juga sudah siap (yang memerankan paman adalah salah seorang pemain apa ya, sinetron lah kira2 dan sekarang memiliki travel).
dan......... take.

okey, selesai lah episode pertama. saya keluar dari panggung kecil yang berada di tengah-tengah ruangan dan melihat adik saya menonton dibelakang tempat kamera berdiri.
batin saya berkata, adik saya adalah satu-satunya orang yang cocok memerankan kerti. entah kenapa tapi saya yakin dengan sangat.
semua break dulu, dua ibu sutradara berdiskusi tentang shoot pertama kali ini dengan kru lainnya.
saya melihat cast anak-anak sedang bermain di luar dan ibu-ibu mereka yang duduk berbincang-bincang satu sama lain.
entah kenapa disini sangat panas. semua terasa salah salah dan salah.
saya merasa sangat tidak nyaman.
Saya memutuskan untuk duduk dipojokan, menepi, dan mulai meneguk sebotol air putih yang disediakan.
adik saya menghampiri saya dengan senyum kecilnya dan bertanya bagaimana rasanya menjadi boneka.
saya tidak mau sama sekali membicarakannya, tapi jika adik saya yang bertanya, mustahil untuk tidak menceritakan segala-galanya.
saya juga berkata bahwa saya merasa tidak enak. semua hal tidak terasa nyaman. lalu saya berkata padanya bahwa ia yang pantas untuk memerankan kerti.
ia terdiam. beberapa saat kemudian ia pun bersuara, dan berkata bahwa ia mau saja memerankan kerti, ia akan mencobanya. tapi ia bingung, karena saya sudah memerankan kerti dan anak laki-laki tadi yang memerankan budi.
saya tidak mau memakan waktu lagi, saya menghampiri salah satu tim ibu saya dan memberi tahukan bahwa adik saya bersedia menjadi kerti menggantikan saya yang sangat buruk memerankan karakter manis itu.
kebetulan yang sangat hebat, anak laki-laki tadi harus sekolah, ini itu dan ia pun pulang.
akhirnya.... kerti baru pun muncul. keresahan saya berkurang beberapa persen. hh... hawa panas ini menyebabkan persenan resah saya tidak menghilang. tapi adik saya sudah menjadi kerti dan shooting pun berjalan dengan lumayan lancar.

oke, sudah beberapa hari ini kami menjalankan rutinitas bulanan baru. adik saya diterapkan untuk menjadi pemain tetap sebagai sosok kerti.
dalam satu bulan kami mengosongkan sekitar satu minggu untuk berjuang untuk anak-anak dan ibu kami.
tentu apresiasi mereka berikan pada kami. tapi ibu selalu mengingatkan bahwa angka sama sekali bukan lah hal nomer satu. ibu kami selalu mengingatkan, ini adalah salah satu latihan kalian untuk berjuang. ya ini perjuangan baru.

selesailah bulan ini, dan bulan selanjutnya pun kami mulai kembali. dan bulan selajutnya.
dan ditengah-tengah bulan-bulan itu, peran paman diganti karena ada suatu urusan lah.
paman kami sekarang adalah paman terhebat yang akan menemani budi serta kerti bermain bersama, selalu.

AC juga sudah ada di dalam studio kami (studia kami seperti apa ya.. bangunan di hutan yang sudah diatur seperti tempat reklreasi yang sekarang sudah tua. ya begitulah, bangunan ditengah alam tanpa AC).

shooting kami bertambah lancar, dengan banyak rintangan serta masalah didalamnya, kami semuanya selalu berusaha untuk memperbaikinya.
keluarga baru tercipta.
semua hal pun menjadi baik.. lebih baik... dan jauh lebih baik.







Standby,
Camera.., Rolling
and.... ACTION!

Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Pak Ketut sang pemahat

Hahaah. sebenarnya post kali ini cukup benar untuk dikatakan tidak penting untuk di publish.

Dari dulu saya tidak bisa mengatakan t menjadi the seperti orang bali.
Tidak pernah bisa sampai saat saya diberi tahu step by step nya oleh adik saya dan salah satu sahabat saya aisyah, akhirnya saya bisa juga.
dan kalimat yang saya ambil adalah, "Pak Ketut memahat patung di pantai kuta".
Kami pun tertawa bersama.
Good time... Good time..,

Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Cerita di pagi hari. -Maghfira jatuh sakit- (diambil dari notes facebook saya sendiri)

Pagi ini saya terbangun dengan sakit tenggorokan yang lumayan.... mengganggu.
Hm, seharusnya saya menuruti perintah bude untuk pause makan es krim serta minuman dingin.
"tenggorokannya fi.. tenggorokannya.." kata bude saya pada hari pertama kami mulai shooting budi-kerti lagi.
Dan pagi ini teringat lah saya, seluruh monster-monster enak yang saya konsumsi.
- es krim (banyak)
- es teh pahit (terus menerus)
- susu coklat dingin (sesekali, tapi akhir-akhir ini selalu).

Ah, kenapa ya, sesal itu tidak pernah muncul ketika kita baru mau melakukan hal yang salah tersebut? yasudah lah. memang sudah diatur begitu.

Okey, lanjut.

Saya bangun dari tempat tidur dan keluar kamar dengan raut wajah penuh cemas, 'oh tidak. kenapa selalu begini ketika saya sedang berada ditengah proses shooting!!!!!!!' batin saya mengatakan demikian.
Saya berjalan ke dapur, tanpa satu katapun yang keluar, saya menunjuk-nunjuk teko di kompor.
Mbak iyah yang sedang membereskan dapurnya segera mengerti apa yang saya inginkan. teh tawar panas. She's the best.
Saya bergegas ke meja telfon dan menekan delapan nomer ajaib yang langsung tersambung ke pak kisman.
pak kisman selalu ada di tengah-tengah kami, dan siap membantu kami melakukan segalanya. Mulai dari pemimpin karyawan dirumah, pemegang kendali mobil, sampai pencetak fotocopy. semua pak kisman bisa. he's the best.

okey, lanjut.

saya menelfon pak kisman (dengan suara serak) dan meminta pak kisman untuk membelikan obat batuk yang paling ampuh entah apa, dan troches.
tentu pak kisman langsung menjawab ''oke''.

dan saya mencari semua cara untuk menghilangkan batuk ini.
saya buka lemari obat, dan tidak ada banyak yang bisa membantu didalamnya.
saya pergi ke dapur satu (ada 1&2), dan semua vitamin ada disitu tapi saya tidak tahu harus meminum semuanya kah, atau beberapa jenis saja.

lalu saya pun duduk dimeja makan, menenangkan diri. berfikir. mencari celah untuk masuk ke dalam dunia kapok.
kapok untuk tidak makan es krim terlalu banyak lagi..
kapok untuk tidak over dosis minuman dingin...
kapok untuk tidak mengkonsumsi terlalu banyak minuman/makanan bergula yang tentu SANGAT..tidak sehat tapi enak.
kapok untuk semua itu.

saya terdiam, mbak iyah di dapur dua berkata " makan dulu ya". saya tidak menjawab.
saya tetap terdiam dengan menyeruput teh tawar panas, berharap teh bisa sedikit mengurangi rasa gatal di tenggorokan.
Saya kesal. Saya panik, bingung.
Lalu terbayanglah semua hal-hal menyedihkan yang akan terjadi jika virus ini tidak segera dibasmi.

pertama-tama saya terbayang tentang resital pertama Audy siang nanti.

. . .

Saya tersenyum kepada audy di mobil. dan seperti biasa kami tertawa bersama menghilangkan kecemasan audy di panggung nanti.
lalu sampai lah kami di tempat resitalnya.
saya duduk di kursi penonton, menunggu wajah adik saya muncul di panggung.
dan resital nya pun dimulai. sudah setengah lagu audy dkk memainkan canon in D, dan tiba-tiba suara kasar, basah, serak dan menjijikkan itu pun terdengar. saya batuk keras sekali dan semua orang menatap orang itu. ah, ternyata itu saya. saya mempermalukan audy di depan semmmmmmmmua orang.

AH!!! Na'udzubillah!!! saya berfikiran buruk!! Astaghfirullah... ya Allah ya Allah. semoga hal itu tidak akan pernah terjadi.

saya terdiam lagi. lalu mbak iyah menghampiri saya dengan piring berisikan telur dadar dan nasi merah.
saya menuangkan kecap di atas telur dadar dan berusaha menuliskan kata 'SEMBUH' diatasnya.
saya menyuap telur dan nasi bersamaan, dan mulailah bayangan buruk lain muncul dibenak saya, dan buruknya.. kali ini adalah flashback ketahun lalu.

. . .

Saya sedang dimobil tante intoek scherer di bali. tengah malam. saya dan keluarga baru sampai dan langsung pergi menuju kediaman keluarga scherer untuk bermalam disana.
Saya merasa jahat sekali. sangat jahat tanpa sengaja membawa penyakit pada kunjungan pertama ke keluarga scherer yang sangat baik itu...
Saya merasa sangat jahat jika Kirana, anak kedua tante Intoek dan om David sampai tertular virus ini.
Saya merasa sangat jahat....
Wajah saya terlihat pucat sekitar 2 atau 3 hari di bali. Tapi tante intoek dan om David sangatlah baik, sangaaaaaaaaaaaattt baik..
tiap pagi saya diberi madu, jintan hitam (habatts) dan juga obat batuk.
Saya juga demam dimalam hari. dan tante intoek selalu menanyakan semua hal yang bisa membuat saya merasa nyaman. tanpa diketahui saat itu, saya sedikit tersedu. merasa sangat bersalah dan berterimakasih...

beberapa hari kemudian saya pun pulih kembali.
saya pun melanjutkan liburan ini dengan nyaman.

di pantai kuta, saya duduk melihat adam, abe, kirana surfing bersama.
saat itu hawa panas sangat mengganggu!
saya pun memutuskan untuk pergi ke minimarket di dekat tempat parkir tante intoek.
saya... tergoda... untuk membeli es krim. entah berapa yang saya ambil, tapi saya ingat benar, saya mengambil banyak es krim.
Saya kembali ke pantai. duduk di kursi pantai, menawarkan tante intoek, dan memakan es krim-es krim itu.
Adam yang sudah kembali dari air, duduk disebelah tante intoek dan berkata "awas ya kalau sakit lagi" dan saya tertawa.
Saya bingung juga, bisa-bisanya saya memakan es krim tepat setelah kepulihan saya datang?
entah apa yang saya fikirkan.
jika tidak salah, setelah semua es krim habis, didepan saya ada tukang es krim keliling dan saya memanggilnya!!!!!!!!!! saya bingung, apa sih yang sedang saya fikirkan?!

Alhamdulillah... saya tidak jatuh sakit lagi. padahal saya sudah melahap begitu banyak es krim..


Telur dan nasi dipiring sudah habis.
mbak iyah sudah mengisi kembali gelas saya dengan teh tawar panas. saya meminumnya kembali.


mulailah flashback itu muncul lagi....


Seorang anak perempuan kecil terbaring dikamarnya. ibunya duduk disebelahnya membolak-balik handuk hangat di dahi anak perempuan kecilnya.
Lalu anak itu terbangun. Dengan tangan kecilnya ia mengusap pipi ibunya dan berkata, "aku tidak apa-apa bunda.. aku baik-baik saja.." senyum kecil terukir dibibirnya yang kering. ibunya menahan tangis dan berkata, "bunda selalu sedih melihat kamu selalu senyum ketika sakit.."
dan anak itu menjawab, "makanya ikut senyum bunda.. he he..he"



Bunda sekarang sedang di luar kota, tadi malam bunda sms untuk selalu jaga diri dan mengingatkan kami untuk jaga hak Allah.
Saya meneteskan sedikit air mata. teringat seluruh momen saya ketika terbaring sakit dan bunda selalu ada di samping saya.
Saya rindu beliau saat ini...
Lalu tekad pun datang tiba-tiba.



SAYA HARUS SEMBUH!

Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tentang karya lama

Well, bagaimana ya saya bilangnya.
Saya baca kembali post lama saya, dan saya baru menyadarinya, bahwa rangkaian katanya apa ya.. em, sedikit norak mungkin ya.
Tapi saya tetap mau untuk mempertahankan post lama tersebut di blog ini.
Mungkin beberapa tahun lagi saya kembali membaca isi post lama saya, dan menyadari betapa norak nya anak-anak. normal, daripada isi otak anak-anak itu diisi dengan kata yang 'parah'.
hhh... senangnya jadi anak-anak, seluruh geraknya menunjukkan dirinya. halnya. hatinya.
Salah satu hal negatif saat menjadi dewasa, sudah banyak kepalsuan diwajah kami, kita, mereka.

Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS